Mengenal Realitas Pendidikan Inklusi di Sekolah: Mahasiswa PAI Gelar PLK untuk Penguatan Kompetensi Pedagogik
- Diposting Oleh Admin Web Prodi PAI
- Rabu, 26 November 2025
- Dilihat 77 Kali
Pamekasan, 26 November 2025 – Mahasiswa Program Studi Pendidikan Agama Islam (PAI) Semester 5 Kelas A melaksanakan kegiatan Perkuliahan Luar Kelas (PLK) mata kuliah Pendidikan Inklusi di SDIT Multazam Pamekasan. Kegiatan ini mengusung tema “Menyiapkan Diri Menjadi Pendidik yang Berhati Inklusif: Membangun Empati, Kompetensi, dan Sensitivitas dalam Mengajar Anak Berkebutuhan Khusus.” PLK berlangsung dengan khidmat sebagai upaya memberikan pengalaman belajar nyata kepada mahasiswa setelah memperoleh materi teori di kelas.
Kegiatan ini dipandu langsung oleh dosen pengampu mata kuliah Pendidikan Inklusi Bapak Dr. Ismail Makki, M.Psi, dan melibatkan 32 mahasiswa. Turut hadir dari pihak sekolah, Ustadz Khoiruddin, S.Pd. selaku Kepala Sekolah beserta sejumlah guru SDIT Multazam Pamekasan. Hadir pula sebagai narasumber kegiatan ini yaitu Ustadz Habiburrahman, S.Kom., S.Pd., yang juga bagian dari guru di sekolah ini.
Dalam sambutannya, Bapak Dr. Ismail Makki, M.Psi., menyampaikan terima kasih kepada pihak sekolah yang telah berkenan menerima mahasiswa untuk belajar langsung tentang pendidikan inklusi. Beliau menegaskan bahwa PLK merupakan bentuk pembelajaran kontekstual yang bertujuan menjembatani kesenjangan antara teori dan praktik. “Setelah beberapa pekan mempelajari konsep pendidikan inklusi di kelas, hari ini mahasiswa dapat mengamati secara langsung bagaimana praktiknya di SDIT Multazam. Ini akan menjadi bekal penting bagi mereka sebagai calon pendidik,” ungkapnya.
Kepala Sekolah SDIT Multazam, Ustadz Khoiruddin, S.Pd., memberikan sambutan hangat kepada mahasiswa. “Selamat datang di SDIT Multazam. Perlu diketahui bahwa sekolah kami tergolong baru dan menjadi satu-satunya sekolah di desa ini. Karena itu, kami berusaha menyesuaikan diri dan tidak pernah menolak siswa, termasuk siswa berkebutuhan khusus, karena setiap anak berhak mendapatkan pendidikan,” tuturnya.
Dalam penyampaian materi, Ustadz Habiburrahman, S.Kom., S.Pd., menjelaskan proses adaptasi sekolah menuju sekolah inklusi, mulai dari modifikasi kurikulum, penyesuaian sistem dan pembelajaran, hingga pengembangan sikap saling menghargai dan lingkungan yang mendukung. Pada akhir materinya, ia menegaskan, “Pendidikan itu tentang resonansi hati. Jika berbagai instrumen yang kita gunakan belum mampu memahami anak-anak, maka sentuhlah mereka dengan hati.”
Kegiatan PLK ini mendapat apresiasi positif dari kedua belah pihak dan diharapkan dapat menjadi model kolaborasi berkelanjutan antara perguruan tinggi dan lembaga pendidikan dasar dalam mengembangkan pendidikan inklusi di Kabupaten Pamekasan. Selain itu, kegiatan ini juga diharapkan mampu memperkaya pengalaman belajar mahasiswa, memperkuat kompetensi pedagogik mereka, serta membentuk karakter sebagai calon guru yang empatik dan berperspektif inklusif (Admin PAI)